Graph_fr's zone

Welcome to My blog,it's just simple blog, i hope u can enjoy my blog and thank for visit

ISLAM

Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah

Islam cinta damai

“Pelajarilah Islam dari kitab suci Al-Quran dan Hadis, cara hidup dan sabda Rasulullah Saw. Jangan mempelajari Islam dari sumber-sumber yang tidak bisa dipercaya,”

Al Qur'an

Al-Qur’an (ejaan KBBI: Alquran, dalam bahasa Arab قُرْآن) adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam memercayai bahwa Al-Qur’an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril.

'Grafik Akbar M's blogspot

don't forget to visit again :D

Wednesday, 29 June 2011

Oleh-oleh Utama Isra’ Mi’raj

Beruntunglah orang-orang yang kekasihnya kembali dari perjalanan panjang, lalu ia mendapatkan oleh-oleh istimewa. Sepanjang sejarah manusia, tak pernah ada perjalanan yang lebih panjang jaraknya melebihi isra’ mi’raj. Tiada pula oleh-oleh yang lebih istimewa daripada oleh-oleh utama perjalanan spiritual itu. Maka, tidak ada orang yang lebih beruntung melebihi mereka yang mendapatkan oleh-oleh utama isra’ mi’raj itu lalu menikmatinya.

Shalat lima waktu adalah oleh-oleh utama isra’ mi’raj. Bahkan, banyak orang yang hafal bagaimana perjuangan Rasulullah mondar-mandir dari langit keenam ke Sidratul Muntaha dan sebaliknya; demi mengurangi jumlah kewajiban shalat untuk umatnya. Perjuangan itu akhirnya berhasil, umat Muhammad hanya diwajibkan shalat lima waktu, dari lima puluh waktu sedianya.



Oleh-oleh utama isra’ mi’raj itu dibagikan begitu saja oleh Rasulullah SAW kepada seluruh sahabatnya. Semua kebagian, semua mendapatkan. Lalu semua menikmati. Sebab mereka sadar ini bukan oleh-oleh biasa. Ini adalah metode Rabbaniyah bagi manusia untuk berhubungan dengan Rabbnya. Saat-saat khusyu’ dalam shalat menjadi saat-saat paling nikmat dalam kehidupan para sahabat. Saat-saat khusyu’ dalam shalat lima waktu merupakan saat-saat yang paling mereka rindu. Mereka begitu menikmati oleh-oleh isra’ mi’raj itu.

“Apabila Abdullah bin Az-Zubair sudah mendirikan shalat,” tutur Ibnu Qudamah dalam Mukhtashar Minhajul Qashidin, “maka seakan-akan ia adalah sebatang pohon, karena khusyu’nya. Saat dia sujud lalu ada beberapa ekor burung yang hinggap di punggungnya, maka hal itu tak membuatnya terusik.”

Ali bin Abu Thalib tak kalah khusyu’nya. Ketika suatu saat ia terkena panah, sahabat lain hendak membantunya mencabut anak panah itu. Saat itu belum ada obat bius yang bisa meringankan sakit. Sudah tentu mencabut anak panah akan sangat menyakitkan rasanya. Namun Ali punya kiat tersendiri. “Biarkan aku shalat,” katanya, “ketika aku di tengah shalat nanti, cabutlah anak panah ini. Ia takkan terasa apa-apa.” Begitulah. Sungguh luar biasa.

Sewaktu Rasulullah kembali dari peperangan Dzatur Riqa’, beliau beristirahat bersama seluruh pasukan muslim pada suatu jalan di atas bukit. “Siapa yang bertugas kawal malam ini?,” Tanya Rasulullah.

“Kami, ya Rasulullah!” jawab Abbad bin Bisyr dan Ammar bin Yasir. Mereka lalu membagi jadwal, Ammar bin Yasir istirahat dulu sementara Abbad bin Bisyr berjaga, lalu sebaliknya.

Suasana malam sunyi, tenang, dan angin yang berhembus sepoi serta suara alam membuat Abbad juga ingin menikmati penjagaan itu bersama Rabbnya. Ia pun shalat. Dan dalam sekejap ia telah khusyu’ menikmati berduaan dengan Rabbnya.

Tiba-tiba, dari sebuah arah melesatlah anak panak tepat mengenai Abbad. Abbad mencabut panah itu sambil terus tenggelam dalam shalat. Panah datang lagi mengenai tubuh Abbad, dan ia mencabutnya lagi. Darah telah bercucuran namun Abbad tetap nikmat dalam shalatnya. Kemudian panah melesat lagi mengalirkan darah lebih deras. Setelah mencabutnya, tibalah giliran jaga Ammar bin Yasir. “Bangun, aku terluka parah dan lemas!”

Melihat Ammar bangun, si pemanah segera pergi. Ammar menyaksikan darah Abbad mengucur dari tiga lubang luka. “Subahanallah! Mengapa engkau tidak membangunkan ketika panah pertama mengenaimu?” Tanya Ammar.

“Aku sedang membaca surat dalam shalat. Aku tidak ingin memutuskan bacaanku sebelum selesai. Demi Allah! Kalaulah tidak karena takut akan menyia-nyiakan tugas yang dibebankan Rasulullah, menjaga mulut jalan tempat kaum muslimin berkemah, biarlah tubuhku putus daripada memutuskan bacaan dan shalat.” Subhaanallah. Begitulah generasi sahabat sangat menikmati oleh-oleh utama isra’ mi’raj.

Kini giliran kita. Zaman kita. Oleh-oleh itu tetap ada. Yang menjadi persoalan, apakah kita menerima oleh-oleh itu dengan gembira lalu menikmatinya, atau kita bermuka masam lalu membuangnya. Apakah kita berusaha khusyu’ dalam shalat atau justru menganggapnya sebagai beban.

Oleh-oleh itu tetap ada. Apakah kita akan menjadi kebalikan dari para sahabat Nabi? Mereka tidak merayakan isra’ mi’raj namun begitu luar biasa menikmati oleh-oleh utamanya; sementara kita? Banyak diantara kita yang merayakan isra’ mi’raj tetapi justru terbebani dengan oleh-oleh utamanya. [Muchlisin]

sumber :
http://muchlisin.blogspot.com/2011/06/oleh-oleh-utama-isra-miraj.html

Monday, 13 June 2011

Fadhilah Surat Al Ikhlas

Keutamaan Pertama
Surat Al Ikhlas Setara dengan Tsulutsul Qur’an (Sepertiga Al Qur’an)
Keutamaan Kedua
Membaca surat Al Ikhlash sebab mendapatkan kecintaan Allah


Keutamaan Pertama
Surat Al Ikhlas Setara dengan Tsulutsul Qur’an (Sepertiga Al Qur’an)

Hal ini berdasarkan hadits :
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) يُرَدِّدُهَا ، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ »

Dari Abu Sa’id (Al Khudri) bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang ’Qul huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga Al Qur’an”. (HR. Bukhari no. 6643) [Ada yang mengatakan bahwa yang mendengar tadi adalah Abu Sa’id Al Khudri, sedangkan membaca surat tersebut adalah saudaranya Qotadah bin Nu’man.]
Begitu juga dalam hadits:

عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ فِى لَيْلَةٍ ثُلُثَ الْقُرْآنِ ». قَالُوا وَكَيْفَ يَقْرَأُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) يَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ ».
Dari Abu Darda’ dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al Qur’an dalam semalam?” Mereka mengatakan,”Bagaimana kami bisa membaca seperti Al Qur’an?” Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al Qur’an.” (HR. Muslim no. 1922)

Keutamaan Kedua
Membaca surat Al Ikhlash sebab mendapatkan kecintaan Allah

Dari ’Aisyah, beliau mengatakan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengutus seseorang kepada seorang budak. Budak ini biasanya di dalam shalat ketika shalat bersama sahabat-sahabatnya sering mengakhiri bacaan suratnya dengan ’Qul huwallahu ahad.’ Tatkala para sahabatnya kembali, mereka menceritakan hal ini pada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam.

Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lantas berkata,

سَلُوهُ لأَىِّ شَىْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ
”Tanyakan padanya, kenapa dia melakukan seperti itu?”

Mereka pun menanyakannya, dia pun menjawab,

لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ ، وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا
”Surat ini berisi sifat Ar Rahman. Oleh karena itu aku senang membacanya.”

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,

أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّهُ
”Kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya.” (HR. Bukhari no. 7375 dan Muslim no. 813)

Ibnu Daqiq Al ’Ied menjelaskan perkataan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ”Kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya”. Beliau mengatakan,
”Maksudnya adalah bahwa sebab kecintaan Allah pada orang tersebut adalah karena kecintaan orang tadi pada surat Al Ikhlash ini. Boleh jadi dapat kitakan dari perkataan orang tadi, karena dia menyukai sifat Rabbnya, ini menunjukkan benarnya i’tiqodnya (keyakinannya terhadap Rabbnya).” (Fathul Bari, 20/443)

Faedah dari hadits di atas:
Ibnu Daqiq Al ’Ied menjelaskan, ”Orang tadi biasa membaca surat selain Al Ikhlash lalu setelah itu dia menutupnya dengan membaca surat Al Ikhlash (maksudnya: setelah baca Al Fatihah, dia membaca dua surat, surat yang terakhir adalah Al Ikhlash, pen). Inilah yang dia lakukan di setiap raka’at. Kemungkinan pertama inilah yang nampak (makna zhohir) dari hadits di atas. Kemungkinan kedua, boleh jadi orang tadi menutup akhir bacaannya dengan surat Al Ikhlash, maksudnya adalah surat Al Ikhlas khusus dibaca di raka’at terakhir. Kalau kita melihat dari kemungkinan pertama tadi, ini menunjukkan bolehnya membaca dua surat (setelah membaca Al Fatihah) dalam satu raka’at.” Demikian perkataan Ibnu Daqiq. (Fathul Bari, 20/443)

Friday, 10 June 2011

Ternyata Tubuh Ini Merekam

repost dari : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150240439015570

Dalam Alquran (Yasin: 65) dinyatakan, di akhirat kelak anggota tubuh kita akan memberikan kesaksian atas apa yang diperbuatnya selama di dunia.

Tangan, kaki, dan anggota badan lain akan berbicara sehingga mulut tidak bisa membantah dan berbohong. Pendeknya dalam pengadilan di akhirat kelak kita tak akan mampu membohongi diri sendiri dan malaikat karena anggota tubuh akan menjadi saksi yang bisa memberatkan atau meringankan, tergantung pada perbuatan yang pernah dilakukan di dunia. Hakim yang kita hadapi di akhirat kelak bukanlah hakim yang dapat disuap dengan uang sebagaimana yang terjadi di dunia.




Tak akan ada yang mampu menolong diri kita kecuali rekaman iman dan amal kebajikan kita sendiri. Apa yang disampaikan Alquran di atas secara ilmiah sangat mudah untuk dibuktikan bahwa tubuh itu merekam apa yang biasa kita lakukan dan pikirkan. Contoh yang paling sederhana adalah rekaman pengalaman naik sepeda. Mungkin ada di antara kita sudah puluhan tahun tidak pernah naik sepeda.Tetapi karena dahulunya pernah dan biasa naik sepeda, andaikan disodori sepeda pasti bisa mengendarainya.

Mengapa? Karena tubuh kita, terutama kaki dan tangan,memiliki rekaman bagaimana mengendarai sepeda,sehingga rekaman tadi muncul lagi ketika disuruh naik sepeda. Namun, mereka yang dahulunya tidak pernah,yang berarti tidak memiliki rekaman pengalaman, pasti perlu waktu lama dan mulai dari nol untuk belajar naik sepeda. Contoh ini dapat diperbanyak lagi, misalnya apa yang direkam oleh lidah tentang rasa makanan.

Tanpa diberi tahu apa namanya, begitu melihat, mencium baunya, dan merasakan rasa makanan yang dahulu suka kita makan waktu kecil sudah langsung tahu apa nama makanan itu dan bagaimana rasanya. Bahkan andaikan makanan itu disajikan dalam keadaan gelap, kita akan bisa mengenalinya. Bagaimana bisa? Karena lidah kita memiliki rekaman akan berbagai rasa makanan.

Dalam sebuah penelitian kajian neurologi dibuktikan bahwa selsel otak ternyata menyimpan berbagai informasi dan pengalaman yang terekam sejak kecil yang umumnya sudah kita lupakan. Ketika dilakukan eksperimen dengan pembedahan otak, tetapi yang bersangkutan tetap sadar, ternyata ketika dirangsang sel-sel saraf tertentu mampu menceritakan berbagai pengalaman sewaktu kecil.Eksperimen ini memperkuat teori bahwa semua yang pernah kita ketahui dan pikirkan terekam dalam jaringan saraf otak. Jadi, apa yang dikatakan Alquran tadi semakin diperkuat oleh eksperimen ilmiah.

Teori bahwa tubuh merekam saya amati dan buktikan sendiri ketika ayah saya sakit, dirawat di rumah sakit di Magelang selama satu minggu. Saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari peristiwa ini. Betapa tidak? Bayangkan, ketika dia sembuh dan telah kembali ke rumah, saya bertanya kepadanya, “Bagaimana pengalaman Bapak ketika di rumah sakit?”Dia jawab, “Saya lupa.” Sungguh ini hal yang aneh. Dia bilang sudah lupa dengan apa yang terjadi di rumah sakit. Jadi, secara fisik sebenarnya dia memang sakit, tetapi secara mental dia sama sekali tidak merasa dirinya sakit.

Yang sangat mengesankan saya, saat dirawat di rumah sakit, setiap kali datang waktu salat, dia selalu minta air untuk wudu atau minta diberi kesempatan untuk tayamum karena mau salat. Rupanya tubuh dan mentalnya merekam ritme jadwal salat sehingga setiap datang waktu salat, jam badannya (biological clock) memberi isyarat secara refleks dan otomatis bergegas untuk mendirikan salat karena ayah saya ketika sehat selalu salat tepat waktu lima kali sehari.

Jadi, ketika sakit, jam badan itu bekerja layaknya weaker yang memberi isyarat karena di dalamnya memiliki rekaman habit. Contoh lain yang dengan mudah kita saksikan dalam peristiwa-peristiwa sehari-hari adalah pengalaman sopir bus malam lintas kota. Dulu, waktu tol Cipularang belum dibuat, sebagian besar orang menggunakan jalur Puncak untuk pergi dari Jakarta ke Bandung. Pernahkah kita membayangkan bagaimana hebatnya para sopir bus jurusan Jakarta– Bandung itu ketika melawati Ciawi, Megamendung, Cisarua, Puncak Pass, Cipanas, Cianjur, dan Bandung?

Sopir-sopir bus itu dengan mudahnya menyusuri jalan berkelok yang naik-turun. Mereka sangat lihai. Mereka hafal betul kapan dan di mana harus berbelok. Mereka tahu kapan dan di mana akan ada tanjakan dan tikungan, bahkan mereka tahu di mana akan ada banyak kerumunan orang di jalan. Mengapa mereka bisa sehebat itu? Mengapa sopir itu bisa secara refleks mengendarai dan hafal situasi jalur Jakarta–Bandung? Jawabannya kita pasti tahu: itu karena kebiasaan.

Mereka telah terbiasa setiap hari melewati rute itu sehingga anggota tubuhnya merekam situasi dan keadaan yang dilaluinya. Begitu juga orang yang dulu pernah mahir bermain ping-pong atau bermain badminton, ketika dia sudah tua, meskipun sudah meninggalkan kebiasaan itu selama puluhan tahun, pasti dia akan sanggup memainkannya kembali. Mungkin gerakan dan tingkat kelihaiannya berbeda dengan masa mudanya, tetapi kemampuan dan teknik dasar bermainnya tentu akan terlihat.Jadi, kebiasaan masa lalu tak akan mudah terlupakan karena tubuh ini merekam secara kuat apa yang pernah menjadi kebiasaan dan kesukaan atau hobi.



Cerita di atas menyimpan pesan yang sangat dalam. Bahwa hendaknya kita membiasakan berpikir, berbicara, dan berbuat yang baik-baik, agar ketika sakit atau menjelang ajal nanti, rekaman kebaikan itu yang akan menemani dan mengawal kita menempuh perjalanan lebih lanjut. Coba renungkan, ada kejadian pada orangtua yang menjelang ajal, tetapi sangat-angat sulit untuk mengucapkan zikir seperti tahlil, tahmid, takbir. Hal ini disebabkan di masa hidupnya bacaan-bacaan zikir itu sangat asing, hati dan lidahnya tidak memiliki rekaman zikir.

Dia tidak mempunyai memori yang dapat membangkitkan kesadarannya untuk mengucapkan kalimah tayyibahitu menjelang ajalnya. Sebaliknya,sering kali saya menyaksikan bagaimana mudahnya seseorang mengucapkan zikir atau membaca asmaul husna pada saat menjelang kematiannya.Ini lantaran dia telah terbiasa untuk mengucapkan kalimat itu di masa hidupnya. Dia telah membiasakan diri untuk membasahi lidahnya dengan kalimat zikir.

Siang malam dia berzikir. Sebelum dan sesudah salat dia berzikir. Ketika tersandung batu dia beristigfar. Ketika mendengar petir dia bertasbih. Praktis, kalimat zikir telah menjadi bagian dari kebiasaannya sehari-hari sehingga ketika ajal datang menjemput dia dengan mudah mengucapkan kalimat zikir untuk menutup usianya. Karena itu, bagi orang yang mempunyai kebiasaan buruk yang selalu mengucapkan kata-kata kotor di masa hidupnya, bisa jadi menjelang sakaratul maut yang akan diingatnya hanya kata-kata kotor.

Orang yang biasa mengejek, mengomel, atau mencemooh orang lain akan tertutup hatinya untuk mengucapkan kata-kata yang baik, sebab rekaman atau memori hidupnya selalu dipenuhi dengan kebiasaan buruk itu. Saya sering kali mendapatkan kisah-kisah nyata yang menceritakan hal itu. Semoga kisah-kisah di atas dapat menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi kematian sehingga kita menjumpai Izrail dengan senyum persahabatan.

Mari kita membiasakan diri untuk melafalkan kata-kata yang baik,selalu berzikir dan mengingat Allah SWT,membiasakan diri mengerjakan salat, berpuasa dan bersedekah,serta berbuat baik kepada sesama,sebab semua itu akan terekam dalam memori kita sepanjang hayat, baik saat hidup di dunia, menjelang sakaratul maut, atau setelah kematian kita. Husnul khatimah (pengujung yang baik) di masa kematian kita itu tidak bisa diraih dengan tiba-tiba.

Ia tak bisa dipaksa dan dibimbing oleh orang lain dengan mudah karena diri kitalah yang menentukan apakah kita sanggup mendapatkan akhir yang baik atau tidak. Husnul khatimah merupakan akumulasi dari perjalanan panjang seseorang di masa hidupnya. Rekam jejak kehidupan seseorang menentukan hasil akhir dari perjalanan hidupnya di dunia.

Wednesday, 8 June 2011

Allah membenci tiga hal untuk kalian

Alhamdulillah saya bisa posting artikel
ini adalah postingan pertama saya yang langsung dari komputer saya bukan dari internet. . .
إِنَّ اللهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا: قِيْلَ وَقَالَ, وَإِضَاعَةَ الْمَالِ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ

Sesungguhnya Allah membenci tiga hal untuk kalian: desas desus, membuang-buang harta, dan banyak bertanya (hal yang tidak penting) (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud).





.Desas-desus


Salah satu ciri orang fasik yang sangat menonjol adalah selalu berusaha untuk melakukan kekacauan sehingga ia merusak jalinan hubungan antar manusia dengan menyebarkan fitnah melalui penyampaian berita yang tidak benar menyangkut seseorang atau sekelompok orang sehingga sesama orang yang hubungannya sudah baik menjadi saling curiga, bahkan membenarkan tuduhan yang tidak benar. Karena itu, kaum muslimin harus waspada terhadap adanya informasi yang negatif tentang kaum muslimin sehingga ia akan mengecek terlebih dahulu kebenaran suatu informasi apalagi bila menyangkut keburukan orang lain, Allah swt mengingatkan hal ini dalam firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (QS Al-Hujurat/49:6).

Asbaabun nuzuul (sebab turunnya ayat) tersebut di atas adalah, suatu ketika Al Harits datang menghadap Nabi Muhammad Saw, beliau mengajaknya masuk Islam, bahkan sesudah masuk Islam ia menyatakan kemauan dan kesanggupannya untuk. membayar zakat. Kepada Rasulullah, Al Harits menyatakan: “Saya akan pulang ke kampung saya untuk mengajak orang untuk masuk Islam dan membayar zakat dan bila sudah sampai waktunya, kirimkanlah utusan untuk mengambilnya”. Namun ketika zakat sudah banyak dikumpulkan dan sudah tiba waktu yang disepakati oleh Rasul, ternyata utusan beliau belum juga datang. Maka Al Harits beserta rombongan berangkat untuk menyerahkan zakat itu kepada Nabi.

Sementara itu, Rasulullah Saw mengutus Al Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat, namun ditengah perjalanan hati Al Walid merasa gentar dan menyampaikan laporan yang tidak benar, yakni Al Harits tidak mau menyerahkan dana zakat, bahkan ia akan dibunuhnya. Rasulullah tidak langsung begitu saja percaya, beliaupun mengutus lagi beberapa sahabat yang lain untuk menemui Al Harits. Ketika utusan itu bertemu dengan Al Harits ia berkata: “Kami diutus kepadamu”. Al Harits bertanya: “Mengapa?”. Para sahabat menjawab: “Sesungguhnya Rasulullah telah mengutus Al Walid bin Uqbah, ia mengatakan bahwa engkau tidak mau menyerahkan zakat bahkan mau membunuhnya”.

Al Harits menjawab: “Demi Allah yang telah mengutus Muhammad dengan sebenar-benarnya, aku tidak melihatnya dan tidak ada yang dating kepadaku”. Maka ketika mereka sampai kepada Nabi Saw, beliaupun bertanya: “Apakah benar engkau menahan zakat dan hendak membunuh utusanku?”, Demi Allah yang telah mengutusmu dengan sebenar-benarnya, aku tidak berbuat demikian”. Maka turunlah ayat itu.

Surat Al Hujurat/6 di atas menggunakan kata naba’ bukan khabar. M. Quraish Shihab dalam bukunya Secercah Cahaya Ilahi, hal 262 membedakan makna dua kata itu. “Kata naba’ menunjukkan “berita penting”, sedangkan khabar menunjukkan ”berita secara umum”. Al-Qur’an memberi petunjuk bahwa berita yang perlu diperhatikan dan diselidiki adalah berita yang sifatnya penting. Adapun isu-isu ringan, omong kosong dan berita yang tidak bermanfaat tidak perlu diselidiki, bahkan tidak perlu didengarkan karena hanya akan menyita waktu dan energi”.


2. Membuang-Buang Harta

Harta merupakan sesuatu yang amat dibutuhkan manusia dalam hidup ini. Karena itu, Allah swt memerintahkan kita untuk mencarinya dengan cara-cara yang halal dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Karenanya pertanggungjawaban dalam kaitan dengan harta tidak hanya dari sisi mencari atau mendapatkannya tapi juga bagaimana menggunakannya. Penggunaan harta sedapat mungkin dengan melakukan penghematan. Meskipun harta sudah kita cari dengan susah payah yang berarti kita punya hak memiliki sepenuhnya, dalam penggunaannya tetap harus kita lakukan penghematan meskipun untuk memenuhi kebutuhan pokok, karena itu, Islam tidak membenarkan penggunaan harta secara boros, yakni menggunakan harta untuk sesuatu yang tidak benar menurut Allah swt dan Rasul-Nya, karena pemborosan merupakan kebiasaan syaitan yang sangat merugikan manusia, harta akan cepat habis sementara kebiasaan berlebihan menjadi sangat sulit untuk ditinggalkan meskipun dia tidak memiliki harta yang cukup, karenanya sikap ini harus dijauhi, Allah swt berfirman: Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya (QS Al-Isra/17:26-27).

Membuang-buang harta dapat kita pahami dalam bentuk menggunakan harta untuk membeli atau melakukan sesuatu yang bisa merusak akhlak, baik akhlak diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.

3. Terlalu Banyak Bertanya

Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu dan memperoleh penjelasan yang luas tentang suatu persoalan adalah bertanya kepada orang yang menguasai masalah yang hendak kita tanyakan. Karenanya para sahabat sering bertanya kepada Rasulullah saw, bahkan dengan sebab bertanya tidak sedikit ayat yang diturunkan untuk menjawab pertanyaan mereka.

Namun ketika masalah yang hendak ditanyakan sudah jelas jawabannya, atau apa yang ditanya sudah dijawab dengan jelas, tidak perlu lagi hal itu ditanyakan, karena persoalan yang sudah jelas harus segera diamalkan, bukan ditanya-tanya lagi. Hal ini hanya akan menyulitkan si penanya sendiri. Tidak sedikit persoalan yang sudah jelas menjadi kabur karena ditanyakan lagi atau persoalan yang mudah mengamalkannya menjadi sulit karena ada tambahan penjelasan yang semakin tidak jelas.

Jadi usahakan jangan melakukan hal-hal yg seperti itu ya :D

Tuesday, 7 June 2011

Franck Ribery : Islam Sumber Kekuatan Saya

Bagi penggemar sepak bola dunia, tentu sudah tak asing dengan nama Franck Ribery, gelandang serang asal Prancis yang kini bermain di klub raksasa Bundesliga (Jerman), Bayern Muenchen.




Begitu juga, dengan mantan pemain terbaik dunia asal Prancis, Zinedine Zidane, Nicholas Anelka (Chelsea/Prancis), Frederik Kanoute (Sevilla/Mali), Khalid Bouhlahrouz (Sevilla), Zlatan Ibrahimovic (Inter Milan/Swedia), Eric Abidal (Barcelona/Prancis), Kolo Toure (Chelsea), dan Yaya Toure (Barcelona). Mereka adalah pemain sepak bola yang beragama Islam dan menjadi andalan klub maupun negaranya masing-masing.

Berbeda dengan pesepak bola Muslim lainnya, yang lebih dulu memeluk Islam, Franck Ribery justru memeluk Islam setelah bermain di klub asal Turki

Berbeda dengan pesepak bola Muslim lainnya, yang lebih dulu memeluk Islam, Franck Ribery justru memeluk Islam setelah bermain di klub asal Turki, Galatasaray, pada 2005. Secara singkat, Ribery mengatakan, dia memilih ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini karena menemukan kedamaian dalam Islam.

Baginya, Islam adalah sumber kekuatan dan keselamatan. ''Islam adalah sumber kekuatan saya di dalam dan di luar lapangan sepak bola. Saya mengalami kehidupan yang cukup keras dan saya harus menemukan sesuatu yang membawa saya pada keselamatan dan saya menemukan Islam,'' kata Ribery.

Pada 2006 itulah, jati diri Ribery yang telah menjadi mualaf dan memeluk agama Islam terkuak dan menjadi pemberitaan di tengah pertandingan pembukaan antara tim Prancis melawan tim Swiss saat acara Piala Dunia 2006.

Kabar Ribery masuk Islam, menyeruak sejak awal tahun 2006. Kabar itu mula-mula dilansir L'Express. Majalah ini menyebut adanya pemain nasional Prancis yang secara teratur beribadah di masjid di selatan Marseille. Mingguan itu tidak menyebut nama secara eksplisit, namun yang dimaksud adalah Ribery.

Kendati aksi berdo'anya di lapangan hijau telah menarik perhatian publik Prancis, Ribery tetap enggan mengemukakan keyakinan barunya itu secara terbuka. Gelandang kanan klub Olympique Marseille ini mengatakan, keimanan barunya adalah perkara pribadi, tak perlu publikasi.

''Islam juga yang menjadi sumber kekuatan saya di dalam maupun di luar lapangan," ujar Ribery kepada majalah Match

Keimanan dan kepribadian Ribery sebagai seorang Muslim tampaknya tak perlu diragukan. Di tengah padatnya jadwal pertandingan, bapak dua anak ini tak pernah lupa dengan kewajibannya sebagai Muslim. Ia senantiasa melaksanakan shalat lima waktu, di mana pun dan dalam kondisi apa pun. Baginya, shalat merupakan tiang agama yang harus ditegakkan.

Selain rajin melaksanakan shalat, Ribery juga dikenal sebagai pribadi yang santun dan rendah hati. Islam benar-benar telah mengubah perangainya yang keras dan arogan menjadi seorang pribadi yang santun dan memiliki akhlak mulia.

Sifat dan akhlaknya ini tak heran membuat kagum rekan-rekannya di timnas Prancis, FC Bayern Muenchen (tempat ia bermain bola saat ini), maupun kerabatnya.

Monday, 6 June 2011

Asal Mula Alam Semesta - Keajaiban Ilmiah Al Qur'an

Sebuah bintang terbentuk dari gumpalan gas dan asap (nebula), yang merupakan peninggalan dari 'asap' yang menjadi asal kejadian alam semesta. Gambar 10. Sebuah bintang terbentuk dari gumpalan gas dan asap (nebula), yang merupakan peninggalan dari 'asap' yang menjadi asal kejadian alam semesta. (The Space Atlas, Heather dan Henbest, hal. 50) Nebula Laguna adalah sebuah gumpalan gas dan asap yang berdiameter sekitar 60 tahun cahaya. Ia dipendarkan oleh radiasi ultraviolet dari bintang panas yang baru saja terbentuk di dalam gumpalan tersebut. Gambar 11. Nebula Laguna adalah sebuah gumpalan gas dan asap yang berdiameter sekitar 60 tahun cahaya. Ia dipendarkan oleh radiasi ultraviolet dari bintang panas yang baru saja terbentuk di dalam gumpalan tersebut. (Horizons, Exploring the Universe, Seeds, gambar 9, dari Association of Universities for Research in Astronomy, Inc.)
Ilmu pengetahuan moderen, ilmu astronomi, baik yang berdasarkan pengamatan maupun berupa teori, dengan jelas menunjukkan bahwa pada suatu saat seluruh alam semesta masih berupa 'gumpalan asap' (yaitu komposisi gas yang sangat rapat dan tak tembus pandang, The First Three Minutes, a Modern View of the Origin of the Universe, Weinberg, hal. 94-105.). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak diragukan lagi menurut standar astronomi moderen. Para ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan bintang-bintang baru dari peninggalan 'gumpalan asap' semacam itu (lihat gambar 10 dan 11) Bintang-bintang yang berkilauan yang kita lihat di malam hari, sebagaimana seluruh alam semesta, dulunya berupa materi 'asap' semacam itu. Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an: ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,... (Al Fushshiilat, 41: 11) Karena bumi dan langit di atasnya (matahari, bulan, bintang, planet, galaksi dan lain-lain) terbentuk dari 'gumpalan asap' yang sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari dan bumi dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian mereka berpisah dan terbentuk dari 'asap' yang homogen ini. Allah telah berfirman: أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiya, 21:30) Dr. Alfred Kroner adalah salah satu ahli ilmu bumi terkemuka. Ia adalah Profesor geologi dan Kepala Departemen Geologi pada Institute of Geosciences, Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman. Ia berkata: "Jika menilik tempat asal Muhammad... Saya pikir sangat tidak mungkin jika ia bisa mengetahui sesuatu semisal asal mula alam semesta dari materi yang satu, karena para ilmuwan saja baru mengetahui hal ini dalam beberapa tahun yang lalu melalui berbagai cara yang rumit dan dengan teknologi mutakhir. Inilah kenyataannya." Ia juga berkata: "Seseorang yang tidak mengetahui apapun tentang fisika inti 14 abad yang lalu, menurut saya, tidak akan pernah bisa mengetahui, melalui pemikirannya sendiri, bahwa dulunya bumi dan langit berasal dari hal yang satu."

Sunday, 5 June 2011

Sebaik-Baiknya Teman Adalah...

Selama kita hidup di dunia ini, kita akan selalu berhubungan dengan yang namanya "teman". Ada teman yang baik, ada pula teman yang buruk. Tapi kadang kita sulit membedakan, mana sih teman yang baik itu, atau mana teman yang buruk itu. Sebagaimana halnya kita sering sulit membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.
Saudaraku, Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah memberikan petunjuk kepada kita melalui Al Qur'an yang dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Dengan petunjuk Allah itu, kita bisa menemukan siapa sebenarnya teman yang baik, yang pantas kita jadikan sebagai teman. Saudaraku, teman yang baik itu adalah orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah. Mereka itu adalah: 1. Nabi-nabi 2. Para Shiddiiqiin 3. Orang-orang yang mati syahid 4. Orang-orang yang sholeh Mereka itulah sebaik-baiknya teman. "Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang- orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS. An Nisaa': 69) Sekarang para nabi sudah tiada. Oleh karena itu, carilah teman yang menjadikan nabi sebagai idola dan teladannya. Carilah teman yang menjadikan Al Qur'an dan As Sunnah sebagai panduan hidupnya. Carilah teman yang menjadikan para shiddiiqiin sebagai panutannya. Carilah teman yang memiliki cita-cita mati syahid. Dan carilah teman yang sholeh/ah. Lalu bagaimana doanya agar kita diberi petunjuk agar menemukan teman-teman yang baik (alias teman-teman yang dianugerahi nikmat oleh Allah itu)? Sebenarnya doa itu sudah sering kita ucapkan ketika sholat, mari sama-sama kita buka dan baca surat Al Fatihah ayat 6-7: "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (QS. Al Fatihah: 6-7)

Thursday, 2 June 2011

Dahsyatnya Khasiat Wudhu

Dakwatuna.com - Wudhu adalah ritual yang mengutamakan unsur kesehatan. Bagian-bagian yang dibasuh merupakan titik-titik penting peremajaan tubuh. Di lain pihak juga merupakan pintu masuk bagi ribuan kuman,virus, dan bakteri. Bagaimana wudhu menangkalnya?
Stimulasi Titik Biologis
Dalam sebuah artikel yang ditulis Dr. Magomedov,asisten pada lembaga General Hygiene and Ecology di Daghestan State Medical Academy dijelaskan bagaiman wudhu dapat menstimulasi/merangsang irama tubuh alami. Rangsangan ini muncul pada seluruh tubuh,khususnya pada area yang disebut Biological Active Spots (BASes) atau titik-titk aktif biologis. Menurut riset ini,BASes mirip dengan titik-titik refleksologi Cina.
Bedanya,terang Dr. Magomedov,untuk menguasai titik-titik refleksi Cina dengan tuntas paling tidak dibutuhkan waktu 15-20 tahun. Bandingkan dengan praktik wudhu yang sangat sederhana. Keutamaan lainnya,refleksologi hanya berfungsi menyembuhkan sedangkan wudhu sangat efektif mencegah masuknya bibit penyakit.
Menurut peneliti yang juga menguasai ilmu refleksologi Cina ini,61 dari 65 titik refleks Cina adalah bagian tubuh yang dibasuh air wudhu. Lima lainnya terletak antara tumit dan lutut,dimana bagian ini juga merupakan area wudhu yang tidak diwajibkan.
Sistem metabolisme tubuh manusia terhubung dengan jutaan saraf yang ujungnya tersebar di sepanjang kulit. Guyuran air wudhu dalam konsep pengobatan modern adalah hidromassage alias pijat dengan memanfaatkan air sebagai media penyembuhan.
Membasuh area wajah misalnya,pijatan air akan memberi efek positif pada usus,ginjal, dan sisitem saraf maupun reproduksi. Membasuh kaki kiri berefek positif pada kelenjat pituitari. Di telinga terdapat ratusan titik biologis yang akan menurunkan tekanan darah dan mengurangi sakit.
Hancurkan Penyusup
Dari sudut pandang pengobatan medis,Mokhtar Salem dalam bukunya Prayers: a Sport for the Body and Soul menjelaskan bahwa wudhu bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Cara paling efektif mengeyahkan resiko ini adalah membersihkannya secara rutin. Berwudhu lima kali sehari adalah antisipasi yang lebih dari cukup.
Menurut Salem,membasuh wajah meremajakan sel-sel kulit muka dan membantu mencegah munculnya keriput. Selain kulit,wudhu juga meremajakan selaput lendir yang menjadi gugus depan pertahanan tubuh. Peremajaan menjadi penting karena salah satu tugas utama lendir ibarat membawa contoh benda asing yang masuk kepada 2 senjata pamungkas yang sudah dimilki oleh manusia secara alami,limfosit T(sel T) dan limfosit B(sel B).Keduanya bersiaga di jaringan limfoid dan sistem getah bening serta mampu menghancurkan penyusup yang berniat buruk terhadap tubuh. Bayangkan jika fungsi mereka terganggu. Sebaliknya, wudhu meningkatkan daya kerja mereka.
Pintu masuk lain yang tak kalah penting adalah lubang hidung. Dalam wudhu disunnahkan menghirup air kedalam hidung dan kemudian mengeluarkannya. Cara ini adalah penangkal efektif ISPA (infeksi saluran pernapasan akut),TBC, dan kanker nasofaring secara dini.
Kita sebagai seorang muslim sangat dianjurkan untuk selalu mengambil air wudhu ketika sedang berhadast. Tidak hanya pada waktu sholat,tetapi juga di waktu yang lain. Salah satunya ketika hendak membaca Al-Qur’an,setelah mengantarkan jenazah,bangun dari tidur ataupun ketika sedang mengantuk.
Selain fungsi fisiologis,wudhu juga efektif mengendalikan emosi. Setiap kali mersa ingin marah, seorang muslim sangat dianjurkan untuk mengambil air wudhu untuk mendinginkan pikiran dan menentramkan hati. Apa pun yang yang telah diperintahkan oleh Allah tentu memberi banyak manfaat dan solusi tanpa meninggalkan resiko.Oleh karenanya,mari sebagai seorang muslim kita budayakan kebiasaan untuk selalu berwudhu dalam keseharian kita.Allah sangat mencintai orang-orang yang selalu membersihkan diri.

credit by : http://www.dakwatuna.com/2010/03/5907/dahsyatnya-khasiat-wudhu/

Graph_FR. Powered by Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites